-->

Bagian Tersulit Dalam Pendakian ternyata Saat Menuruninya

Bagian Tersulit Dalam Pendakian ternyata Saat Menuruninya



Sebagai seorang yang menyukai kegiatan di alam bebas terutama mendaki gunung, yang biasanya bertujuan untuk mengisi waktu libur dan melepas kejenuhan kehidupan sehari hari dengan melihat pemandangan pemandangan indah,sungguh kegiatan yang mengasyikan.
Baca juga : 3 Tips Persiapan Mendaki Gunung yang Baik

Mendaki gunung dimanapun sudah seharusnya mengetahui bahwa kegiatan ini butuh fisik dan jiwa yang sehat ,Perlengkapan dan logistik yang disiapkan dengan matang serta pengetahuan pengetahuan tentang mendaki gunung untuk menghindari segala kemungkinan yang tidak diharapkan.

Namun yang harus diperhatikan lagi bahwa bagian yang tersulit dalam pendakian adalah saat menuruninya dengan selamat. Sudah banyak fakta yang ada sebagai contohnya adalah musibah yang memilukan di gunung Everest pada tahun 2008 yang merenggut korban jiwa belasan orang. Kejadian yang mengenaskan itu bukan pada saat naik ke puncak gunung itu, tetapi dalam perjalanan menuruni puncak akibat rombongan pendaki yang memaksa untuk terus kepuncak dan jam 7 malam baru sampai puncak. Namun longsoran salju menerjang dan terjebak dengan suhu -25°C. Banyak juga peristiwa di tanah air seperti setelah mencapai puncak dan hendak menuruninya  terkilir,tersesat dalam kabut atau salah jalur,kehabisan logistik,Jatuh kejurang dan hipotermia.

Banyak Pendaki yang menyepelekan ancaman bahaya yang besar ini karna kurangnya pengetahuan, bahkan mereka yang sudah pengalaman. Gunung dan hutan tropis di Indonesia yang Panas pada saat siang menyebabkan keringat tak henti keluar,dehidrasi dan suhu tubuh overheat menjadikan pasokan air yang paling mutlak, untuk mengatasi kehausan biasanya meneguk air dalam logistik yang dibawa bukan hanya seteguk bahkan berlebihan membuat pasokan air yang dibawa menjadi tipis hal ini harus diperhatikan.

Pikiran alam bawah sadar menganggap bahwa puncak adalah sebuah pencapaian yang membanggakan, memakai seluruh persiapan dan tenaga hanya demi menggampainya. Ketika Sudah mencapai puncak seolah tinggal kemudahan menuruninya padahal yang tersisa hanyalah sisa sisa energi,sedikit logistik dan yang paling berbahaya sisa logika.

Padahal diketinggian terdapat juga adanya gravitasi yang menarik segala sesuatu kebawah. Agar tubuh tidak terjatuh maka dibutuhkan kedua kaki untuk penyangga, namun kekuatan otot otok kaki yang dipaksakan untuk mencapai puncak sudah kelelahan dengan tubuh gontai,dengkul yang bergetar dan jari jari kaki terjepit karena menuju bagian depan sepatu yang menyakitkan.

Berniat Beristirahat untuk mengembalikan tenaga menjadi percuma karena hanya tersisa logistik yang tersisa dan air yang sudah sedikit karena sudah diminum pada saat Mendaki.

Menuruni Puncak menjadi tidak penting lagi, padahal sudah banyak faktanya banyak korban pendakian adalah saat perjalanan menuruninya. Maka perlu diperhatikan persiapan saat pendakian dan saat turun dari puncak seperti menyisakan setengah dari logistik dan air yang dibawa pada saat memulai pendakian.

kejadian yang fatal akibatnya jika terlalu berlebihan menggunakan logistik hampir 80% dan sisanya disisakan untuk turun kemudian, akibatnya terjadi dehidrasi dan kelelahan karna kurangnya asupan makanan menuruni puncak.

Untuk Mendaki tujuannya yaitu menggapai puncak namun untuk turun hanya satu tujuannya yaitu mencapai pos basecamp dengan selamat namun banyak ketidakpastian yang akan terjadi.


Memang benar jika sampai ke puncak adalah sebuah prestasi tetapi menuruninya adalah  pencapaian dan prestasi menjadi dua sekaligus yang didapat. Selalu mengutamakan keselamatan ya kawan kawan.

Sumber : Yat Lessie

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Bagian Tersulit Dalam Pendakian ternyata Saat Menuruninya"

Posting Komentar

Ada yang ingin kamu tanyakan?

expedisigunung

Iklan Tengah Artikel 1(tautan)

Iklan Tengah Artikel 2(gambar)

Iklan Bawah Artikel(tautan)