Pengalaman Mendaki Gunung Ciremai 3.078 MDPL Via Palutungan : Gunung Tertinggi Di Jawa Barat Yang Asik Namun Mistis dan Misteri!
Pengalaman Mendaki Gunung Ciremai 3.078 MDPL Via Palutungan : Gunung Tertinggi Di Jawa Barat Yang Asik Namun Mistis Dan Misteri!
Pengalaman Ane Mendaki Gunung Ciremai 3.078 MDPL Via Palutungan : GunungTertinggi Di Jawa Barat Yang Asik Namun Mistis Gannn!
Sebelumnya yuk kita bahas dulu tentang Gunung Ceremai atau biasa
disebut gunung ciremai , lah kan kita bisa
liat Wikipedia pak? lah iya juga yak hehe, terus kenapa mesti diketik lagi pak? Jadi gini teman reader expedisigunung, ane nulis
ini sebagai penunjang cerita untuk dijadikan gambaran tentang gunung ciremai
ini supaya reader disini bisa paham tentang apa yang ane tulis disini sebagai
penguat rasa, ehh penguat cerita biar jelas dan detail dan biar gabolak balik
liat Wikipedia sih hehe. hmm gituu?, Gitu apaan?, Gatau hehe, yehh kan kaga tau, yaudah ane jelasin deh nih yak, okesip pakk (manggut manggut sambil tepok
ampar ampar pisang).
Gunung ciremai merupakan
gunung berapi dengan ketinggian 3.078 MDPL
yang menempati puncak nomor 1 tertinggi di Jawa barat. secara
administratif gunung ciremai berada di kabupaten majalengka, Cirebon, dan
kuningan. Kabupaten Majalengka memiliki jalur Apuy, kabupaten Cirebon memiliki
jalur linggarjati, kabupaten kuningan yang memiliki jalur palutungan dan jalur
linggasana di desa linggasana.
Ane masih ingat Saat itu bulan januari 2017. Kesepakatan
telah kita buat yang akan melakukan
pendakian ke gunung ciremai lewat jalur palutungan, karena jalurnya lebih
bersahabat dibanding lewat linggarjati. Kita memilih palutungan mengingat banyak
yang masih newbie (termasuk ane) dan ada seorang ibu ibu yang ikut hehe (parah
bener nih temen ane ngajak ibu ibu temen kantornya dan dia belum pernah mendaki
wkwk) . Setalah menyiapkan segala perlengkapan seperti logistik, alat alat dan
packing barang dan sebagainya kita berangkat keesokan harinya.
20 januari 2017, Perjalanan dimulai dari bojonggede dengan kita sebelas orang menaiki bus Luragung
tujuan Kuningan dari jalan baru Pemda Cibinong. Tidak menunggu lama bus mulai
melaju menuju kuningan melewati pondok rambutan dan tol cipali. Saat itu sore
hari kita perkirakan mungkin beberapa jam akan sampai, ternyata sampai kuningan
hampir jam 11, jauh juga ternyata.
Sesampainya dikuningan sudah malam hari, kita mencari
angkutan untuk ke basecamp palutungan. saat itu kita menyewa angkot saya lupa
waktu itu harga sewanya berapa tetapi yang jelas memudahkan dimalam hari ini
dan kita menyewa pulang-pergi yang artinya saat turun gunung nanti kita akan
dijemput lagi .
Perjalanan menuju basecamp saat itu indah banget ya walaupun
agak serem juga karna jalanan gelap dan sepi dengan jalan yang curam, tetapi kita
bisa ngeliat kerlap kerlip kota disaat perjalanan karna posisinya kami sudah
didataran yang lebih tinggi. Sesampainya di basecamp palutungan kita dipersilah
kan beristirahat dan packing ulang untuk memastikan perlengkapan yang kita
bawa.
Keesokan harinya, kami mengurus surat ijin mendaki atau
simaksi seharga 50 ribu rupiah per-orang (sudah
termasuk gratis makan di warung saat turun nanti,mantappp). Setelah itu
kami mengisi logistik air di dekat warung dan berdoa untuk keselamatan tim kami
selama pendakian.*FYI, untuk via palutungan ini tidak dapat sertifikat
pendakian tidak seperti via linggarjati(engga tau kalau sekarang).
Untuk menuju pos 1 cigowong kita melewati perumahan dan
perkebunan warga setelah itu mulai melewati hutan hutan pinus yang memanjakan
mata, tetapi yang saya lihat tanah disini banyak bekas bekas ban motor ternyata memang benar kita beberapa kali
melihat motor yang lewat sini. sepanjang Jalur palutungan ini juga beberapa
kali ane melihat jalur dua cabang yang bertuliskan jalur evakuasi, mungkin ini
jalur khusus untuk tim sar saat evakuasi pendaki.
Di pos 1 yang bernama cigowong itu areanya cukup luas
terdapat sumber air dan warung disana
kita pakai untuk beristirahat serta mengisi perut sebelum melanjutkan pendakian
menuju pos kuta. Jalur yang kita lewati masih bisa dibilang bersahabat dan
tidak terlalu ekstrim. Perjalanan selanjutnya menuju pos kuta, yang menarik saat
dari cigowong ke pos kuta kita mulai diikuti tawon/lebah satu atau dua ekor.
Tawon tawon ini terbang rendah didekat kepala seperti mengawasi atau juga mungkin
mereka bertanya tanya(”hei manusia untuk
apa kalian kesini? Ingat jangan sampai merusak rumah kami!”). Saat itu saya
takut lebah itu masuk ketelinga atau menyengat, alhamdulliah ternyata meraka
hanya mengikuti dan tidak menyakiti selama tidak saling menyakiti.
Sampai di pos kuta, kami memutuskan beristirahat (mulai
terasa juga sampai sini hehe), sekalian menunggu yang lain dibelakang. Di pos
kuta ini kami bertemu 2 orang pendaki juga, rupanya mereka sedang beristirahat
sambil memasak. Sejenak kami saling tegur sapa dan mengobrol, rupanya dua orang
pendaki ini supel dan orangnya senang bercanda hehe. Humor memang perlu juga
dikala pendakian agar tidak merasa menjenuhkan. Obrolan demi obrolan, ane dan
teman menanyakan kepada mereka perihal lebah yang sering mengikuti. Salah satu
dari mereka memberi tahu bahwa lebah ini mengikuti kita karna mungkin aroma
parfum yang kita pakai, dan menyarankan tidak usah diganggu karna mereka tidak
menyengat(masuk akal juga sih).
Setelah selesai semua beristirahat tim kami mulai
melanjutkan perjalanan menuju tempat camp pesanggrahan(*tidak ketinggalan lebah itu ikut menemani hehe) yang harus melewati pos pangguyungan badak,
pos arban sudah lebih terasa lagi jalurnya dari pada sebelumnya. Beberapa
diantara kita terlihat bu mul (*disamarkan
yaa wkwk) fisiknya sudah mulai
kepayahan, beberapa kali ia meminta rehat (*kasian
juga si ane ngeliatnya karna dia ini pertama kalinya mulai disini bu Mul
barangnya dibawakan teman yang lain agar ia tidak makin drop). Sebagai tim
pastinya kita terus mensupport bu mul dan memotifasinya agar ia tetap semangat
untuk mencapai temoat camp, dengan sedikit iming iming nyamannya tenda dan
masakan masakan yang akan kita masak bersama hmmm malah ane yang jadi semangat
XD. Pendakian kita menjadi sedikit lebih
lama lalu diputuskan beberapa teman ane jalan duluan agar dapat lapak camp
selain itu agar teman teman bisa langsung istirahat termasuk bu Mul yang
tenaganya mulai drop. Ada 1 kejadian salah satu temen ane yang bertubuh gemuk,
bulat, gempal, suburrrr (*hehe piss love
and gaul) sampai tertidur pulas
bahkan sampai berdengkur a.k.a ngorok ditrek karena menunggu kita dibelakang
yang menyeimbangi gerakan bu Mul wkwk.
Salah satu tanjakan yang menjadi ikon jalur palutungan ini
adalah tanjakan asoy. Didepan kami mulai terlihat tanjakan dengan kemiringan
yang tidak biasa dari sebelumnya, ya itu namanya tanjakan asoy. Sambil membawa
beban dari bawah sini tanjakan asoy terlihat begitu curam. Terlihat begitu
berat untuk bu Mul melangkahkan kaki bahkan ia seperti ogah beranjak dari
istirahatnya, bahaya kalau sampai berlama lama beristirahat dari sini teman ane
meng-cover dan fokus mengawasi bu Mul. Rombongan tim
kami semakin tercecer, dibagian depan teman teman ane yang membawa tenda
sedangkan di bagian belakang kini hanya tersisa empat orang yaitu ane, Indah,
Somad, dan bu Mul (semua ane samarkan lagi yaa, malu klo temen ane liat tulisan
ini hehe). Dengan formasi saling cover
(*ciaailee hehe), ane menuntun Indah
yang saat itu sudah lemas dan pusing pusing bukan karna kesempatan yaaa tetapi
ia yang meminta karna sudah lemas dan jalannya sudah sedikit oleng. Entah saat
itu persiapan diri atau fisik ane yang lagi baik, kita berdua (ane dan Indah) berhasil melewati
tanjakan asoy (*fiuhh legaaa) . Dari
atas sini kami berdua menunggu Somad dan bu Mul, ane memperhatikan pola gerakan
bu Mul ini jika ia ditungguin istirahat maka ia tak mau beranjak dan jika somad
bergerak ia juga bergerak. Ane melihat Somad mulai jengah, ia melangkah maju
terus ditanjakan asoy ini agar bu Mul mau bergerak meskipun begitu somad tetap
mengawasinnya dari depan, menegangkan sekali melihat usaha bu Mul ini, Dannn
selamat untuk bu Mul Yeayy Kita ber-empat sudah melewati tanjakan asoy, (berhasil, berhasil, horeee wididit*soundtrack
dora)
Setelah rehat sejenak, indah mengajak berjalan lagi karena
terlalu banyak diam membuat ia kedinginan. Kami meminta ijin kepada somad dan
bu Mul sebelumnya dan perjalanan kita tempuh kembali menuju pos Pesanggrahan tempat
yang direncanai kita mendirikan tenda. Setiap jalan datar didepan yang kita
lihat ada saja yang berteriak “Bonuss!!!!
“ Mungkin mereka senang karna
setelah dihajar tanjakan terus melihat dataran bagai padang oase di gurun
gurunan (*lebayyy) . Kemungkinan
Tinggal sedikit lagi kita sampai di tempat camp tapi indah meminta rehat, ia
langsung terduduk dan menunduk menutupi kepala di kedua kakinya akibat pusing
kepala dan amat kelelahan. Langit berubah menjadi gelap dan angin mulai
berhembus kencang pertanda hujan akan datang. Saat itu ane berdoa kepada Allah
yang maha pelindung meminta keselamatan kita semua dan berharap hujan tidak
turun dulu sampai kita semua sampai tenda (jujur
saat itu ane takut dan sedih gan, didalam hati ane berdoa amat sangat meminta
perlindungannya). Ane mulai risau dengan cuaca seperti ini dan khawatir
dengan Indah dan bu Mul (Btw Somad ini
sudah sering naik gunung makanya ia bertugas dibelakang menjaga tim kita agar
tidak ada yang tertinggal). Setelah agak baikan/mungkin Indah memaksakan melawan
pusing dan lelahnya, akhirnya ia mengajak ane bergegas kembali (*Alhamdulliah). Didepan tidak terlalu
jauh sudah terlihat beberapa tenda pendaki yang artinya kita sudah memasuki pos
camp pesanggrahan, Segera kita cari tenda tim kami. Didepan telah terlihat teman
teman ane yang sudah lebih dulu sampai melambaikan tangan dan bergegas kearah
kami. “Kalian baik baik aja?” tanya seorang teman kami bernama Tri, “ya kita
baik baik aja kok, tolong bantu dibelakang si somad dan bu Mul”, “okesiap”.
Setelah kita sampai di tenda tak beberapa lama terlihat bu Mul terlihat dan
dibantu mencapai tenda dan tak beberapa lama hujan turun dan mulai deras,
Alhamdulliah doa ane didengar dan diijabah sama Allah.
Hujan belum berhenti sampai malam hari, segera kita
mempersiapkan peralatan masak dan membuat makan malam untuk mengisi perut yang
lapar ditambah dingin yang mulai menusuk. kita mulai memasak mie instan *wkwk untuk makan malam karna cocok disantap saat
hujan seperti ini dengan cemilan bakwan goreng beserta susu dan jahe hangat
hhmmm *eenakkk. Ada kejadian unik
saat itu dikala ada seseorang yang buang angin ditenda yang sudah pasti baunya
muter didalam tenda, tentunya tidak ada yang ngaku siapa pelakunya wkwkwk *okee disini ane ngaku klo ane yang buang angin
:peace.
Dideras hujan dibawah terpal dapur, bercengkrama bersama, kami hanyut dalam obrolan ditemani
hembusan tembakau yang terselip di mulut rasanya sangat nikmat. Walaupun
sebagian besar baru ane kenal kami sudah saling akrab satu sama lain. Ohiya
Kami dipertemukan dalam kegiatan open trip pendakian yang diadakan teman ane.
Sudah waktunya istirahat malam ini untuk melepas penat dan
persiapan Summit attack besok pagi. Langit masih gelap, ane terbangun karena
suara ramai diluar rupanya sudah jam setengah 4 pagi. Beberapa teman
dibangunkan dari lelapnya tidur, untuk sarapan pagi untuk mengisi energi saat
summit nanti. Setelah sarapan pagi kami mempersiapkan beberapa cemilan dan air
untuk perjalanan serta senter karena keadaan langit masih gelap. Sayang sekali Bu
Mul rupanya tidak mau menuju puncak ciremai dia bilang tidak kuat dan ingin
menunggu ditenda saja katanya. Rupanya teman ane ada yang ingin menemani bu Mul
ditenda karna tidak mungkin ia ditinggal sendirian, sungguh luar biasa teman
ane ini mengalahkan egonya sendiri.
Cuaca masih dingin
karena hujan semalam, sudah ramai orang bergerak menuju keatas. Kami berkumpul
dan berdoa untuk keselamatan kami semua menuju puncak, setelah semua siap kami
mulai bergerak. Terlihat banyak sinar sinar lampu senter pendaki disepanjang
perjalanan, jalan yang mulai sempit kita harus bergantian dengan pendaki lain
dan memberikan jalan untuk yang lewat jika ingin beristirahat. Diperjalanan
sekitar 30 menit dari tenda,teman perempuan kami dua orang yaotu Indah dan Mbak
Nur mengalami pusing dan mual karena masuk angin, segera kita semua berhenti
untuk memberikan mereka istirahat. Mereka berdua sampai muntah-muntah karena
masuk angin, walaupun begitu mereka berdua tidak mengeluh bahkan bersyukur
karna muntah mereka menjadi lebih baikan dan berkurang pusingnya. Setelah itu
mereka segera kami beri penanganan dengan minum air hangat serta obat tolak
angina sera minyak untuk meredakan pusing dan mual serta agar tidak kedinginan.
Perjalanan dilanjutkan, gerimis kecil mulai turun hanya sebentar dan kita
sampai dibatas vegetasi saat itu sudah mulai terang. Rombongan kami tercecer
lagi dan salahnya kami waktu itu, teman yang membawa logistik dan air ada
didepan dan terlihat jauh. Beginilah kondisi jalur palutungan mata air hanya di
pos 1 dan adalagi di goa wallet dekat puncak, maka dari itu kalau kalian ingin
ke ciremai harus sedia banyak air.
Saat itu Indah mulai lemas dan terlihat pucat karena
dehidrasi, sedangkan air yang ane bawa sudah habis diminum bersama, bahkan
indah mencoba meminum air embun yang ada di tumbuhan *wkwk ane liatnya kocak+kasian juga sih, sudah dipastikan usahanya
tidak meringankan hausnya. Ane mencoba meminta air ke rombongan yang lain
ternyata mereka juga kekurangan air, akhirnya ane mendapatkan bantuan air dari
pendaki yang lewat dan segera ane beri ke Indah, setelah mengucapkan terima
kasih kami melanjutkan perjalanan lagi.
Simpang apuy telah kita lewati, beberapa teman sudah kita
lihat, diantaranya Hendri, si Makmur dan mbak Nur. Mereka terlihat sedang
istirahat, mbak Nur dan Makmur terlihat fisiknya sudah kepayahan, mereka bilang
ingin beristirahat lebih lama bahkan mbak Nur bilang ingin kembali ke tenda
karena hampir tidak sanggup untuk ke puncak lagi. Waduh gawat teman teman ane
yang membawa air hangat serta logistic berada didepan entah sudah jauh atau
masih dekat, bahkan si Indah sudah mulai dinginan karena berlama lama
istirahat, Ia meminta untuk melanjutkan perjalanan karena sudah menggigil, semangatnya begitu tinggi untuk menggapai
puncak ane jadi ga tega, ane merasa bimbang dengan pilihan ini, pilihan antara
menemani mbak Nur, Hendry dan Makmur atau menemani indah kepuncak yang sudah
kedinginan. Ane juga mau ngejar teman ane didepan yang bawa air untuk mbak Nur,
dan mbak Nur menyuruh kami keatas saja akhirnya kita melanjutkan lagi karena
mabk Nur masih ada Hendry dan Makmur. Track yang kita lewati didominasi batuan kecil
sampai batu besar besar dan pijakan yang tinggi tinggi.
Akhirnya teman yang membawa air terlihat didepan segera ia
menghampiri kami, Ane beritahu teman ane yang membawa air itu bahwa Mbak Nur,
Hendry serta makmur ada dibelakang sedang kehausan dibelakang, segera ia
menyusul kebelakang, untung saja masih terkejar dan tidak terlalu jauh. Sampai
di Goa Walet sekitar pukul 06.30, Akhirnya kita bertemu semua teman teman yang
ada didepan sambil menunggu yang lain ane dan teman ane si somad bergegas mengambil
air di goa walet yang letaknya ada dibawah. Sumber air disini berasal dari
batuan batuan atas gua yang menetes dan dibawahnya sudah disediakan penampungan
airnya. Rupanya disini dipakai tempat camp oleh beberapa pendaki sebelumnya,
padahal setau ane sebenarnya tidak boleh membuka camp disini, mungkin
ditakutkan jika sewaktu waktu badai bisa saja datang.
Puncak semakin dekat dari sini, setelah mengisi air kita
semua bergegas. Diatas sini terlihat lautan seperti dekat dibawah dan pemukiman
penduduk yang terlihat titik titik, saat ingin memotret sekitar dengan ponsel
ternyata ponsel ane dapat sinyal diatas sini *woww . Sesaat kita istirahat ane asal duduk ternyata teman ane
memberi tahu bahwa ane menduduki nisan, hmm ane jadi ngeri masa iya diatas
sini, di track bebatuan serta kemiringan yang ekstrim ada kuburan disini? *ternyata itu bukan kuburan gansis, itu
sebuah petilasan, sebuah monument untuk mengenang seseorang entah siapa ane
gatau . Jalan yang kita lewati semakin curam dan tak lama kita telah
memasuki jalan datar, Lah kok datar ya? Ternyata kami sudah sampai dipuncak
gansis yuhuuu, pucaknya gunung ciremai dengan kawah ditengahnya.
Pemandangan dipuncak ciremai
Saat itu dipuncak ramai dengan pendaki, sejenak kami
menikmati pemandangan yang indah dari atas sini dan membuat minuman hangat
sekedar menghangatkan tubuh, ahh damai sekali rasanya. Tak lupa kami
mengabadikan beberapa moment di puncak, sekitar 45 menit kami dipuncak terlihat
Mbah Nur, Hendry dan Makmur melambaikan tangan seraya tersenyum, ane rasanya
senang sekali mereka sampai dipuncak *horee,
meskipun bu Mul dan teman ane si Andi tidak bisa sampai sini :(
Setelah sampai puncak kita semua segera turun kembali
ketenda, diperjalanan Ane lagi lagi di rombongan belakang, kali ini dibelakang
ada ane, Hendry, Makmur dan Bagus. Perjalanan ke tenda kami menemani makmur
yang mulai mengalami masalah yaitu pada sandal nya yang licin karena track
bebatuan, beberapa kali ia terpeleset dan beberapa kali juga ia mengumpat dan
ngedumel wkwk. Entah setelah ia mengumpat atau memang hari sialnya makmur atau
bukan, saat sudah melewati batas vegetas ia terkena tumbuhan berduri yang
membuatnya ia terluka sedikit, untuk penanganan pertama lukanya makmur kita
basuh dengan air bersih *saat itu p3k
dibawa teman yang lebih dulu turun .
Saat kita sudah sampai di Tenda beberapa teman sedang
memasak, menu masakan saat itu adalah sayur asem serta hmmm enak baru sampai
langsung gas makan. Kebersamaan kita saat makan itu salah satu yang membuat ane
nyaman dalam pendakian, hilangnya wajah wajah letih tergantikan dengan canda
tawa dengan obrolan obrolan entah apa saja yang kita bahas. Setelah makan kita
beristirahat sejenak agar tubuh mencerna makanan terlebih dahulu, moment itu
dipakai Makmur untuk masang hammock didekat tenda dan beristirahat diatasnya,
ia tiduran sampai tertidur pulas dan ngorok!
*wkwk
cape banget kayanya si kentung satu
ini :peace bro hehe.
Satu persatu tenda mulai di bongkar, tidak lupa sampah
sampah kita kumpulkan untuk dibawa turun. Saat itu Bu Mul dan Indah memasak
nasi goreng untuk dibungkus sebagai makan kita dibawah karena logistic kita
masih sisa dan tidak repot bongkar keril lagi.
Personel lengkap tim kita nih gansis lokasi camp pesanggrahan
Setelah semua rapih, kita siap turun gunung diawali dengan
doa bersama agar lancar dan semua selamat. Perjalanan turun kita cukup cepat,
bahkan ane merasa sepanjang jalan hampir datar sampai ane tidak merasa sudah melewati
tanjakan asoy. Pos demi Pos sudah kami lewati akhirnya kita sampai juga di pos
Cigowong sekitar pukul 4, kami rehat sejenak dan menyantap perbekalan nasi
goreng yang dibuat Indah dan Bu Mul tadi, ane melihat beberapa lutung bergelayutan
turun dari pohon di sekitar cigowong yang dari kemarin ane baru lihat mereka
turun. Bu Mul saat itu sedang berbicara dengan bapak bapak didekat warung,
rupanya ia berniat menyewa ojek gunung untuk sampai dibawah karena ia merasa
sangat lelah, namun sepertinya tidak jadi karena hara yang dipatok lumayan
mahal, dan kita bilang ke Bu Mul bahwa sebentar lagi kita sampai Basecamp
Palutungan untuk menyemangatinya.
Perjalanan kita lanjutkan kembali, dua orang teman ane sudah
mem-backing Bu Mul dibelakang, kami semua disuruh jalan
didepan saja agar tidak saling tunggu dan cepat sampai di basecamp sebelum
magrib. Kita semua sudah sampai dihutan pinus, rupanya bu Mul perlu
beristirahat di temani dua orang teman ane. Langit mulai gelap dan berkabut kami
sudah sampai di perkebunan warga, akhirnya kita sampai juga di basecamp tetapi
dua orang teman ane dan bu Mul belum juga sampai. Dua orang teman ane Bagus dan
Somad berniat menyusul tiga teman kami dibelakang, saat itu sudah masuk waktu
magrib dua orang teman ane mulai bergerak menyusul, tapi tak beberapa lama
teman ane yang bernama bagus balik lagi ke basecamp dengan nafas yang memburu
dan terlihat sangat ketakutan, kita tenangin bagus terlebih, dulu rupanya si
Somad tetap melanjutkan menyusul rombongan bu Mul. Sekitar 30 menitan akhirnya
empat orang teman kami sampai juga di basecamp dengan Bu Mul yang jalannya
dirangkul karena sudah kepayahan. Kami semua dan Somad bertanya kepada Bagus
kenapa tadi ia lari dan panik saat di perkebunan warga, Ane aga lupa kayanya, menurut
penjelasannya ia melihat mata besar warna merah dan suara seperti babi hutan
yang membuatnya panik seketika dan memutuskan kembali ke basecamp, entah karna
dia halusinasi karna kecapean atau apa karna kondisi bagus juga sudah lelah,
Dari situ juga kenapa saat summit Indah diberi tahu oleh somad jangan menyenter
kearah atas bahwa si Somad melihat mata yang bergerak seperti melihat di antara
pepohonan, itu lah sebabnya Indah disuruh tetap fokus dan tidak menyenter
kearah atas. Sudahlah tidak usah dibahas lagi.
Ohiya kita masih punya tiket untuk makan sekali di warung
basecamp palutungan setelah mendaki gratis lhoo *horeee makan lagi hehe. Mobil jemputan pun datang kita segera memasukkan keril kedalamnya dan bergegas
kewarung. Malam itu hujan deras mengguyur kuningan, selesai makan kita kembali ke
mobil yang mengantar kita kejalan raya untuk menyambung lagi ke bus Luragung
yang akan membawa kita kembali ke depok.
Entah nyata atau tidak yang bisa dibilang dibalik keindahan
gunung ciremai ini kita mendapatkan beberapa kejadian janggal yang bisa
dibilang pengalaman “mistis” mendaki gunung ciremai ini, akhir kata ane
sebagai penulis mohon maaf apabila ada yang tersinggung dalam tulisan ini, ane
sebagai penulis hanya sekedar menceritakan pengalaman, akhir kata Wassalamualaikum
Wr. Wb.
Tamat-
0 Response to "Pengalaman Mendaki Gunung Ciremai 3.078 MDPL Via Palutungan : Gunung Tertinggi Di Jawa Barat Yang Asik Namun Mistis dan Misteri!"
Posting Komentar
Ada yang ingin kamu tanyakan?